Mengenai Saya

Foto saya
saya ini adalah manusia berjenis kelamin laki-laki, punya kepala, tangan , kaki, dan alhamdulillah organ tubuh saya lengkap semua

Rabu, 23 Januari 2008

kasus pada omnidirectional

Reduksi Interferensi


Pendahuluan
Interferensi pada komunikasi seluler adalah gangguan pada komunikasi yang disebabkan oleh ikut diterimanya sinyal frekuensi yang lain dari yang dikehendaki. Macam-macam interferensi pada komunikasi seluler dapat dilihat pada bagan 1. Interferensi sangat berpengaruh pada kriteria performansi sistem komunikasi seluler yaitu: kualitas suara(voice quality), kualitas layanan(service quality) dan fasilitas tambahan(special features), dan untuk menyatakan performansi sistem terhadap interferensi dilambangkan dengan C/I atau carrier to interference ratio. Untuk voice quality biasanya dipilih C/I=18 db sebagai batas minimum. Tujuan dari menganalisa pengaruh interferensi ini adalah untuk meningkatkan C/I, itu goalnya!. Karena begitu banyaknya faktor interferensi yang mempengaruhi performansi sistem, sebagai dasar berpikir akan dipaparkan pengaruh reduksi interferensi cochannel saja sebagai faktor interferensi yang paling besar pengaruhnya terhadap performansi sistem komunikasi seluler.


Reduksi Interferensi Cochannel
Metoda pengulangan frekuensi atau frequency reuse yang digunakan dalam sistem komunikasi seluler memang berguna untuk meningkatkan efisiensi penggunaan spektrum namun disamping itu juga menimbulkan pengaruh interferensi cochannel dikatakan co disini karena kanal frekuensi yang sama digunakan secara bersamaan di sel-sel cochannel yang berbeda. Sebelum kita mulai pembahasan dengan omnidirectional kasus normal untuk mendapatkan C/I normal, perlu dijelaskan terlebih dahulu konsep dasar perhitungannya.

Pada gambar I dapat dilihat pemodelan sistem komunikasi sel dengan sel reusenya. Diasumsikan ukuran sel semua sama, maka interferensi cochannel adalah fungsi parameter q yang didefinisikan sebagai:

q disebut juga faktor reduksi interferensi cochannel. Ketika perbandingan q naik maka interferensi cochannel menurun. Lebih jauh lagi, jarak D dalam persamaan (1) adalah fungsi dari Ki dan C/I,

Dimana Ki adalah jumlah sel cochannel penyebab interferensi dari lingkaran utama(first tier) dan C/I adalah carrier to Interference ratio (perbandingan daya carrier terhadap daya interferensi) yang diterima pada penerima yang sedang dianalisa. Secara umum C/I dapat diturunkan sebagai berikut

Persamaan 3.a menyatakan keadaan paling umum bahwa C/I adalah perbandingan antara daya carrier yang diterima dengan jumlah interferensi oleh sel-sel cochannel first tier, second, third, dan seterusnya. Sedangkan g pada (3.b) adalah koefisien redaman propagasi (propagation path-loss slope) yang ditentukan berdasarkan kontur daerah yang dianalisa dan biasanya g diasumsikan 4 untuk komunikasi bergerak. Pengaruh interferensi dari 6 sel cochannel di second tier, third, dan seterusnya jauh lebih lemah dari pengaruh first tier. Oleh karena itu untuk memudahkan perhitungan, hanya pengaruh dari first tier yang diperhitungkan seperti pada persamaan (3.c). karena qk = Dk/R, dapat disimpulkan bahwa untuk menghitung baik kasus umum(normal), terburuk(worst) atau khusus(special), itu hanyalah masalah menghitung jarak(Dk) dari setiap sel cochannel first tier ke mobile receiver yang dianalisa. C/I diperhitungkan dengan melihat dari dua pertimbangan yaitu: C/I penerimaan antena base di sel (cell site) dan yang kedua C/I penerimaan mobile unit (gambar 2).

C/I dari kasus normal pada sistem Antena Omnidirectional

Jika antena isotropis adalah antena yang memancar ke segala arah maka antena omnidirectional adalah antena yang memancar ke segala arah pada bidang horisontal saja atau vertikal saja (Gbr.3). Pengaruh Nm dan Nb (Gbr.2) biasanya sangat kecil dibandingkan dengan interferensi, oleh karena itu dapat diabaikan. Jika C/I penerimaan cell site dan mobile unit sama maka disebut sistem seimbang. Seperti disebutkan diatas, perhitungan yang kita lakukan adalah menghitung jarak dari setiap sel cochannel pada first tier ke cell site dan diperoleh jarak yang sama dari setiap sel yaitu D. Sehingga C/I menjadi



Untuk memperoleh C/I 18 dB, dengan perhitungan sederhana dapat diperoleh




Kesimpulan


Sistem sel K=7 adalah cara yang mudah untuk membangun komunikasi seluler dengan sel omni. Pada saat tingkat trafik tinggi, lebih baik jika digunakan sistem 3 sektor dan untuk meningkatkan penggunaan kanal dapat digunakan sistem 6 sektor.
Kelebihan sistem sel K=7 misalnya terhadap K=4, untuk sel dengan 6 sektor mengalami pengaruh interferensi cochannel yang lebih kecil.
Kelebihan dari sistem K=4 untuk sel dengan 6 sektor adalah memiliki jumlah cell site yang lebih sedikit.
Sedangkan kekurangan dari sistem 6 sektor sendiri adalah diperlukan 6 antena terpasang pada satu tempat dan seringnya mekanisme handoff terjadi karena kemungkinan besar mobile unit melalui keenam sektor pada sel tersebut.

Tidak ada komentar: